TEORI ANIMASI STOPMOTION DAN HASIL PROYEK YANG SAYA BUAT

Pada awalnya animasi bukanlah video, melainkan kumpulan gambar yang berurutan, sehingga membentuk sebuah video. Stop Motion adalah teknik membuat animasi atau film dari potongan-potongan gambar yang dibuat seolah-olah menjadi berhubungan satu sama lain, sehingga membentuk suatu gerakan atau cerita. Berdasarkan teknik pembuatannya, selain limited animation dan CGI (Computer Generated Imagery), teknik stop motion sebenarnya tergolong paling kuno dan sangat sederhana. Animasi ini juga dikenal sebagai claymation karena animasi ini menggunakan clay (tanah liat) sebagai objek yang digerakkan. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Stuart Blakton pada tahun 1906. Teknik ini sering digunakan dalam pembuatan visual effect pada film-film di tahun 50an dan 60an. Film animasi clay pertama dirilis pada Februari 1908 berjudul ‘A Sculptors Welsh Rarebit Nightmare’. Beberapa tahun silam beredar pula film animasi clay berjudul ‘Chicken Run’.


Bagaimana animasi stop motion diciptakan?


Meski namanya clay, yang dipakai bukanlah tanah liat biasa. Animasi ini memakai plasticin, bahan lentur seperti permen karet yang ditemukan pada tahun 1897. Tokoh-tokoh dalam animasi clay dibuat dengan rangka khusus untuk kerangka tubuhnya, lalu kerangka tersebut ditutup dengan plasticin sesuai bentuk tokoh yang ingin dibuat. Bagian-bagian tubuh, seperti kepala, tangan, kaki, bisa dilepas dan dipasang kembali. Setelah tokoh-tokohnya siap, lalu difoto gerakan per gerakan. Foto-foto tersebut lalu digabung menjadi gambar yang bisa bergerak seperti yang kita tonton di film. Animasi ini prosesnya cukup sulit, membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Namun, kumpulan gambar yang didapatkan dalam stop motion tidak sehalus pengerjaan animasi dengan komputer. Gerakannya terkesan patah-patah karena pengambilan gambarnya memerlukan penggerakan objek secara manual.


Tidak diperlukan keahlian khusus dalam membuatnya, selain teliti dan telaten dalam pengerjaannya. Peralatan yang dibutuhkan hanyalah kamera foto/video tipe apa pun dan tripod atau apapun yang bisa menyangga kamera kokoh pada tempatnya. Cukup dengan menggunakan tangan sendiri, kita pindahkan posisi objek berupa boneka clay secara perlahan. Dan setiap pergerakan kita rekam dengan kamera foto/video. Ketika hasil rekaman itu kita susun secara berurutan, maka yang tercipta adalah kesan seolah-olah objek bergerak.



Perkembangan Animasi Stop Motion


Animasi stop motion memiliki sejarah panjang dalam film. Objek yang dipakai pun masih sangat sederhana berupa boneka yang bisa digerakkan dengan tali dan tangan. Kalau di Indonesia terkenal dengan wayang. Gambar yang berurutan ataupun tanah liat yang bisa diubah-ubah bentuknya, seringkali dipakai juga sebagai objek dalam pembuatan animasi ini.


Awalnya teknik ini digunakan oleh Albert E. Smith dan J. Stuart Blackton untuk pertunjukan ‘The Humpty Dumpty Circus’ pada tahun 1898. Ketika animasi mulai berkembang sekitar abad ke-18 di Amerika, J. Stuart Blackton adalah orang pertama kali yang mengenalkan teknik ini dalam filmnya berjudul ‘Fun in a Bakery Shop’, yang juga merupakan film animasi stop motion pada tahun 1902. Di tahun yang sama di Eropa, seorang pionir special effects dan sineas asal Perancis bernama George Melies ternyata juga menciptakan film animasi dengan teknik yang sama. Hanya saja film tersebut kurang diekspos. Film yang berjudul ‘A Trip to The Moon’ ini berjalan 14 menit jika diproyeksikan pada 16 frame per detik, yang merupakan standar frame rate pada saat film dibuat.


Selanjutnya pada tahun 1906, J. Stuart Blackton kembali membuat film animasi pendek dengan judul ‘Humourous Phases of Funny Faces’ yang dibuat dengan menggunakan media papan tulis dan kapur tulis. Menggambarkan ekspresi wajah seorang tokoh kartun pada papan tulis, diambil gambarnya dengan still camera, kemudian dihapus untuk menggambarkan ekspresi selanjutnya. Pada saat itu teknik stop motion semakin banyak digandrungi oleh animator Amerika. Lalu teknik tersebut semakin berkembang hingga pada tahun 1925, Willis O. Brien mencoba membuat film tentang dinosaurus yang terbuat dari clay berjudul ‘The Lost World’ dan disusul dengan karya klasiknya berjudul ‘King Kong’ pada tahun 1933. Sejak itu animasi stop motion semakin dikenal dengan sebutan claymation. Hingga kini semakin banyak karya claymation yang sukses di pasaran, seperti ‘Wallace and Gromit’ (1989), ‘Chicken Run’ (2000) oleh Aardman Animations, studio animasi spesialisasi stop motion yang didirikan Peter Lord dan David Sproxton pada tahun 1972. Selain itu juga ada ‘The Nightmare Before Christmas’ (1993) oleh Tim Burton dan yang paling baru ‘Corpse Bride’ (2005). Contoh film animasi stop motion yang saat ini masih disenangi berbagai kalangan adalah ‘Shaun the Sheep’.


Kelebihan Stop Motion Animation:


– dapat dibuat oleh siapapun


– tidak memerlukan peralatan yang canggih. Biasanya menggunakan malam/clay/papercraft, kamera, tripod, dan pencahayaan yang memadai


Kekurangan Stop Motion Animation:


– proses pengerjaan lama


– konsep harus matang


– memerlukan ketelitian dan ketelatenan yang tinggi


– keterbatasan gerak objek


Berikut ini contoh hasil karya claymation saya

Komentar